Tips
Ampuh Deteksi Kesuburan Lelaki
Bisa
dilihat dari warna, volume dan rasa spermanya, serta ukuran testisnya.
Ternyata ada cara mudah untuk mengetahui apakah seorang
lelaki subur atau tidak, yaitu lewat warna, volume, dan rasa spermanya.
Perlu diketahui, setiap ejakulasi, sperma lelaki akan
keluar sekitar setengah sendok teh.
Jika kurang dari itu, bisa jadi lelaki yang bersangkutan
sering ejakulasi, baik akibat berhubungan seks ataupun masturbasi. Namun bisa
juga karena ia mempunyai infeksi atau penyumbatan pada saluran ejakulasi.
Harry Fisch, MD, urolog sekaligus penulis buku Size
Matters mengatakan bahwa sebagian besar kandungan sperma adalah cairan,
tapi sekitar satu persennya adalah cairan kental yang menjadikan warnanya
sedikit pekat.
“Jadi, jika Anda melihat sperma pasangan cenderung encer
secara konsisten setiap ejakulasi, mungkin ia memiliki jumlah sperma yang
sedikit dan akan kesulitan memiliki keturunan,” jelasnya seperti dilansir dari
doctoroz.com.
Adapun untuk rasa sperma lelaki, lanjut Fisch, adalah
campuran cairan yang mengandung gula (fruktosa) yang berasal dari vesikula
seminalis, dan rasa asin yang berasal dari prostat.
“Jika seorang lelaki sering berhubungan intim atau
masturbasi, setiap hari atau beberapa kali sehari, dia akan menguras cairan
yang mengandung fruktosa tersebut sehingga spermanya akan terasa lebih asin.
Tapi, jika ia tidak ejakulasi dalam beberapa saat, rasanya akan menjadi manis,”
ujarnya merinci.
Selain rasa sperma, Anda juga dapat memelajari lebih lanjut
soal potensi seksual suami untuk jangka panjang saat celananya ditanggalkan.
Fish menyarankan untuk memeriksa testisnya.
“Masing-masing harus seukuran kenari dan keduanya harus
hampir sama, tapi perbedaan kecil masih tergolong normal. Jika salah satu
testisnya berukuran jauh lebih kecil, katakanlah seukuran buah cherry, maka itu
alarm merah bagi kesuburannya,” bebernya.
Fish mengatakan sekitar 95 persen testis terdiri dari
sel-sel yang memproduksi sperma dan 5 persen lainnya terdiri dari sel-sel yang
memproduksi testosteron. “Jadi, jika testisnya lebih kecil, maka produksi
sperma juga lebih sedikit,” tutupnya.