Berdasarkan
cerita legenda lagu ini dinyanyikan
seorang kakak untuk menenangkan sang adik di dalam perut seekor ular raksasa yang memangsanya sekaligus untuk membujuk supaya sang ular mau memuntahkan
mangsanya itu. Sang Kakak menyanyikan
lagu ini sambil mengipasi bagian perut ular raksasa itu.“Hihid
Aing” merupakan satu-satunya lagu rakyat Sunda yang biramanya ¾. Lagu-lagu
Rakyat/Folklore yang memiliki birama ¾ tergolong sangat langka di dunia
Based
on the legend, this song was sung by a brother to calm down his brother inside
the stomach of a giant snake that isdevoured him. This song was also sung to persuade
the snake to thrown up the
prey. The brother sang this song while she
was fanning the part of giant snake’s
stomach. "Hihid Aing" is the only song of Sundanese folk that has ¾
barline. The songs of Folklore that has ¾ barline is very rare in the world.
Geber –geber hihid aing
Hihid aing kabuyutan
Titinggal nini awaking
(Terjemah Bebas Bahasa Indonesia)
Mengipas-ngipaslah
kipasku
Kipasku
kipas keramat
Peninggalan
nenek moyang
(Free Translation In English)
Flutters my fan
My fan is holy fan
Inheritance of the ancestor
Anda sedang membaca artikel tentang Kakawihan atau Nyanyian Urang Sunda Hihid Aing (Kipasku) “My Fan” dan anda bisa menemukan artikel Kakawihan atau Nyanyian Urang Sunda Hihid Aing (Kipasku) “My Fan” ini dengan url http://infokotagarut.blogspot.com/2016/02/kakawihan-atau-nyanyian-urang-sunda_87.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Kakawihan atau Nyanyian Urang Sunda Hihid Aing (Kipasku) “My Fan” ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.