PENDIDIKAN
EFEKTIF PERSPEKTIF AMERIKA DAN INTERNASIONAL
Banyak
reformis pendidikan yang berkeyakinan bahwa kemajuan pendidikan Amerika
dipengaruhi oleh sistem pendidikan negara-negara lain.
Pendidikan
Jepang menerima perhatian khusus dunia karena Jepang melalui pendidikannya
berhasil menjadikan negaranya sebagai negara maju dalam waktu 50 tahun. Tetapi
meniru sistem pendidikan negara lain harus mempertimbangkan apakah nilai-nilai
yang dianutnya sesuai dengan nilai-nilai negara kita?
KEBIASAAN
YANG SAMA DALAM SISTEM PENDIDIKAN
Sekilas,
kita beranggapan bahwa semua ruangan kelas di dunia memiliki banyak kesamaan.
Tapi pada kenyataannya, hal itu tidak demikian. Bandingkan keadaan kelas di
pedesaan Sudan dan keadaan kelas di Jepang masa kini. Di Sudan kelas tidak
memiliki listrik, dan lantainya masih berupa tanah. Semua siswanya adalah
laki-laki. Sedikit sekali guru yang berpendidikan tinggi. Belum lagi masalah
kurikulum dan pembelajaran yang sulit diingat
dan dihafal, semua itu ditetapkan oleh menteri pendidikan. Lain halnya dengan
pendidikan di Jepang dengan kemajuannya yang sangat pesat banyak didirikan
gedung sekolah modern dengan siswa laki-laki dan perempuan yang hampir semuanya
dapat menyelesaikan pendidikan sampai setaraf SLTA. Guru-guru di Jepang sangat
dihargai dan profesional. Guru-guru diberi kebebasan merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
pedoman nasional.
PERSAMAAN
DAN PERBEDAAN SISTEM PENDIDIKAN DI DUNIA
Kelas Sosial dan Lulusan Sekolah
Berbagai
penelitian nasional dan internasional membuktikan adanya hubungan yang kuat
antara latar belakang sosial ekonomi siswa dengan prestasinya di sekolah.
Contohnya, penelitian Bank Dunia telah melaporkan bahwa latar belakang sosial
ekonomi keluarga merupakan faktor utama di negara maju dan berkembang. Hal
senada dikatakan Donald Treiman dan yang lainnya bahwa latar belakang sosial
ekonomi seseorang berkaitan erat dengan pendidikan dan pekerjaannya,meskipun
keadaan mereka kaya atau miskin, dengan kondisi politik bebas ataupun
konservatif.
Ragam Budaya dan Permasalahannya
Kecuali di
sebagian negara kecil dengan kesamaannya, sistem pendidikan nasional membuat
daftar siswa yang memiliki perpedaan berdasarkan ras, suku, agama, bahasa
daerah, dan praktek budaya. (Kecuali Jepang yang tidak termasuk pada kondisi
ini). Sebagian besar negara menurut sejarahnya memiliki ras dan budaya daerah,
tetapi pada abad dua puluh dan dua puluh satu tampak adanya proses pencampuran
budaya secara cepat dalam skala nasional. Perang dunia dan wilayah, tekanan
global, migrasi dan imigrasi, semuanya akan menjadi faktor pendukung kesiapan
kompetensi seorang guru.
Pendekatan-pendekatan dalam Pembelajaran
Kesaamaan
dalam Praktek Mengajar. Pada umumnya ditemukan persamaan praktek mengajar di
beberapa negara seperti metoda ceramah, dan demonstrasi ditambah penugasan.
Kesamaan
dalam masalah guru. Pada umumnya guru merasakan adanya masalah seperti
kurangnya waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran, adanya tuntutan peran yang
bertentangan, kurangnya dukungan dari atasan, dan ketidakpuasan terhadap
prestasi yang diraih siswa.
Perbedaan dalam Sistem Pendidikan dan Lulusan
Anggaran Pendidikan. Perbedaan yang ditemukan dalam sistem
pendidikan negara-negara di dunia adalah masalah anggaran pendidikan. Ada
negara yang memprioritaskan anggaran pendidikan, tetapi adapula negara yang
anggaran pendidikannya tidak memadai seperti beberapa negara berkembang dan
negara miskin.
Perbandingan Siswa-Guru pada tingkat sekolah dasar. Pada umumnya
perbandingan jumlah siswa dan guru dipengaruhi oleh seberapa besar perhatian
pemerintah terhadap pendidikan, yang diwujudkan dalam anggaran pendidikan. Di
negara-negara kawasan Afrika, perbandingan jumlah siswa dan guru berkisar
antara 30:1, sedangkan di negara-negara eropa 20:1.
Perbandingan pendaftaran. Data pada UNESCO menunjukkan bahwa
anak-anak di negara maju seperti Australia, Jepang, New Zealand, Amerika Utara,
dan sebagian besar negara-negara di Kawasan Eropa Barat, hampir semua anak
terdaftar pada sekolah dasar. Berbeda dengan negara di kawasan Afrika, Arab,
Asia dan amerika Latin, kurang dari 20 persen anak terdaftar pada sekolah
dasar.
Siswa laki-laki dan perempuan. Keberadaan siswa laki-laki dan
perempuan pada negara-negara tertentu memiliki situasi yang berbeda. Di
Amerika, siswa perempuan mempunyai tingkat kemampuan baca yang lebih tinggi
daripada siswa perempuan. Siswa laki-laki lebih mendominasi perguruan tinggi.
Pola seperti ini berlaku di negara maju lainnya, kecuali Jepang dan Turki
dimana jumlah mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki perbandingan yang
hampir sama. Adapun jumlah siswa laki-laki dan perempuan di negara berkembang
disebabkan oleh faktor ekonomi.
Amerika Serikat sebagai Negara Industri. Anggaran
pendidikan Amerika sangat tinggi. Sebagai negara industri, Amerika mampu
memberikan gaji tinggi kepada guru, terkecuali di beberapa negara bagian
Amerika. Demikian juga dengan pengeluaran negara Amerika untuk kesejahteraan
sosial. Hal ini terbukti dengan besarnya anggaran pendidikan anak dan pelayanan
kesehatan. Nmaun demikian masalah sosial tetap saja ada, misalnya tidak semua
anak di Amerika bernasib sama dalam hal pendidikan.
Isi Kurikulum dan Penekanan Tujuan Pembelajaran
Ciri khusus dari kurikulum dan pembelajaran
Ø Selandia
Baru. Pendidikan di Selandia Baru terkenal dengan metoda membaca yang sistematik
dan menggunakan bahasa alami. Dengan menggunakan pendekatan ini , anak-anak
belajar untuk mengetahui kata-kata dalam konteks ketika mereka membaca ,
daripada melalui phonics instruksi dan decoding.
Ø Finlandia.
Negara ini terkenal karena kualitas pendidikannya yang didukung oleh perhatian
pemerintah yang ditunjukkan dengan kualitas guru, sarana pendidikan yang
memadai.
Ø Negara
islam. Mendirikan sekolah-sekolah yang memiliki kurikulum dengan konsentrasi
keagamaan.
Sekolah
Kejuruan dibandingkan Sekolah Akademik
Siswa yang memilih sekolah kejuruan lebih
sedikit dibandingkan sekolah umum (akademik). Pada sekolah kejuruan, siswa
dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja, sedangkan pada sekolah umum, siswa
dipersiapkan untuk memasuki perguruan tinggi. Di Amerika Serikat, peminat
sekolah umum lebih banyak, karena mereka berkeinginan melanjutkan ke perguruan
tinggi.
Pendaftaran
di Perguruan Tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masuk
perguruan tinggi diantaranya: persentase siswa yang memilih sekolah
umum/akademik lebih besar daripada kejuruan, perhatian pemerintah terhadap
perguruan tinggi, tuntutan dunia kerja yang menghendaki lulusan dari perguruan
tinggi, tradisi atau faham berpendidikan tinggi, dan pengakuan perguruan tinggi
terhadap prestasi mahasiswa.
Negara
Berkembang dibanding Negara Maju
Persentase pendidikan tinggi di negara
berkembang lebih rendah daripada negara maju, hal ini disebabkan minimnya
anggaran dari pemerintah untuk pendidikan.
Perbedaan di
Negara-negara Industri
Perbedaan di negara-negara industri dengan
negara berkembang, siswa yang berada pada negara industri cenderung memiliki
kesempatan yang lebih besar mengenyam pendidikan pada perguruan tinggi
dibanding negara berkembang, hal ini dipengaruhi oleh faktor pembiayaan
pendidikan.
Penurunan
Peringkat Amerika dalam Hal Pendidikan
Sampai tahun 1990, Amerika memiliki
persentase paling tinggi mengenai tingkat pendidikan yang dicapai generasi
muda, kecuali Kanada. Setelah itu, Amerika sudah tidak menempati peringkat atas
dalam pendidikan karena banyak negara
lain yang maju lebih pesat dalam hal pendidikannya.
Sekolah
Swasta
Pendirian sekolah swasta di suatu negara
dipengaruhi oleh struktur politik, agama, kerangka hukum dan faktor lainnya. Di
Belanda, lebih dari lima puluh persen usia sekolah dasar masuk pada sekolah
swasta. Lain halnya dengan negara Kuba dan Korea Utara yang membatasi pendirian
sekolah swasta.
Masalah
Seputar Sekolah Swasta
Negara-negara di dunia memiliki perbedaan
sudut pandang mengenai sekolah swasta. Ada negara yang mengakui keberadaan
sekolah swasta sebagai partner dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Ada
juga negara yang beranggapan bahwa sekolah swasta merupakan minoritas
pendidikan yang kurang berperan atau bahkan dianggap sebagai ancaman karena
tidak sesuai dengan ideologi bangsa.
Pencapaian Prestasi
Perbedaan pencapaian prestasi sekolah antar
negara-negara telah mendapat perhatian sejak adanya International Association
for the Evaluation of Educational Achievement (IEA). IEA adalah organisasi yang
dibentuk untuk menilai kemajuan pendidikan dalam skala internasional. Salah
satu proyek pertama IEA adalah mengumpulkan dan menganalisis data 258.000 siswa
dari 19 negara, meliputi pendidikan kewarganegaraan, bahasa asing, sastra,
membaca komprehensif, dan sains. Penelitian ini memperlihatkan berbagai
prestasi di seluruh negara. Secara umum peringkat Amerika berada di tengah.
Selain IEA ada juga PISA (Program for International Student Assesment), PIRLS
(Progress in International Reading Literacy Study, dan TIMSS (Third
International Mathematics and Science Study.
Menganalisis data dari penelitian
internasional, diperoleh pengetahuan dengan
kesimpulan sebagai berikut:
Ø Skor
nasional dalam mata pelajaran seperti membaca, matematika, dan sains memiliki
keterkaitan yang tinggi. Contohnya, tujuh dari delapan negara yang mendapatkan
skor tertinggi pada data yang dikumpulkan PISA mereka adalah delapan negara
dengan skor tertinggi pada mata pelajaran matematika dan sains.
Ø Skor siswa
Amerika Serikat berada di bawah skor negara-negara lain. Beberapa negara
termasuk Amerika Serikat memiliki sebaran skor yang lebih besar antara prestasi
siswa rendah dan tinggi.
Ø Kondisi
sosial berkaitan erat dengan pencapaian prestasi.
Ø Karakteristik
pembelajaran (termasuk ukuran kelas, alokasi waktu untuk pembelajaran,
pengalaman guru, banyaknya pekerjaan
rumah) pada umumnya tidak berkaitan erat dengan pencapaian skor tes. Sebagai
contoh sebagian besar negara termasuk Amerika Serikat menggunakan pendekatan
ceramah dan demonstrasi dalam pembelajaran matematika, ini merupakan
pembelajaran pasif.
Ø Beberapa
analisis kurikulum menunjukkan bahwa kurikulum Amerika Serikat terutama pada
matematika yang dinilai terlalu banyak materi, banyak pengulangan, tidak
berkesinambungan, terlalu mudah khususnya pada sekolah tingkat menengah. Dengan
demikian, kemampuan siswa untuk bersaing pada level lebih tinggi sangat kurang,
karena terbiasa dengan materi yang mudah. Hal ini berbeda sekali dengan negara
Finlandia, Hungaria, dan Jepang yang selalu memberikan kesempatan kepada
siswanya untuk mendapat tantangan pada level yang lebih tinggi.
Ø Kemajuan
siswa Amerika serikat membutuhkan kelengkapan sistemik yang mencakup pengaturan
kebijakan-kebijakan, penilaian siswa, persiapan guru, metoda pembelajaran, dan
aspek lainnya dalam sistem pendidikan.
Publikasi hasil penelitian dari
PIRLS, PISA, dan TIMSS mengundang kontroversi emosi. Pada satu sisi, pengamat
mengklaim bahwa sistem pendidikan kita harus lebih memuaskan daripada hanya
dalam wacana saja. Bnerdasarkan hal itu dibutuhkan kemajuan besar, berikut ini
faktor penting berdasarkan menurut para pengamat pendidikan:
Ø Umumnya
penampilan siswa kita berada kemampuan baca yang tinggi.
Ø Factor
kebudayaan, tidak berkurang di sekolah, mungkin disebabkan oleh banyaknya
kemampuan siswa yang rendah. Contohnya peringkat tinggi matematika yang
dilaporkan Hungaria, Jepang dan Korea pada dasarnya mendapat pengaruh dari
kebudayaan mereka yang menyukai matematika dan dorongan kuat dari keluarga
untuk berprestasi.
Ø Bertentangan
dengan pernyataan kritik, prestasi dekolah-sekolah di Amerika Serikat telah
mengalami kemajuan dalam beberapa dekade terakhir, khususnya dengan
bertambahnya siswa dari kalangan kurang mampu
yang bersekolah.
BERBAGAI PERMASALAHAN DAN PROSPEK
PENDIDIKAN DI NEGARA BERKEMBANG
Pada awal bab ini sudah
dipaparkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan suatu negara
menjadi miskin. Oleh karena itu, para pakar pendidikan sepakat untuk mengurangi
kemiskinan maka tingkat pendidikannya harus diperbaiki. Pendidikan dianggap
penting, karena dapat membekali masyarakat berbagai keterampilan dan
pengetahuan sehingga mampu bersaing dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam
lingkup nasional maupun internasional.
Namun demikian, untuk
meningkatkan pendidikan di suatu negara tidak mudah, banyak sekali tantangannya.
Misalnya, kemiskinan yang dialami Rwanda menjadikan pemerintah sulit sekali
dalam membiayai pendidikan, karena walau bagaimanapun upaya peningkatan
pendidikan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Negara berkembang seperti
India dan Nigeria berjuang mengembangkan pendidikan yang berkaitan dengan
penggunaan ragam bahasa yang berbeda. Selain itu, permasalahan yang dihadapi
negara berkembang adalah banyaknya pegawai lulusan perguruan tinggi yang tidak
mampu digaji sesuai dengan kualifikasi pendidikannya, sehingga mereka mencari
pekerjaan ke luar negeri.
Berikut ini rekomendasi dari para
pengamat pendidikan untuk meningkatkan pendidikan di negara berkembang:
1.
Meningkatkan perhatian pada pendidikan dasar, sehingga banyak
siswa yang akan melanjutkan pada tingkat pendidikan selanjutnya.
2.
Hindari penekanan mata pelajaran pada pendidikan tinggi, yang akan
menyebabkan siswa tertarik ke luar negeri dan tidak akan kembali.
3.
Dirikan sekolah swasta yang merupakan bagian integral perluasan
sistem pendidikan.
4.
Memperluas upaya peningkatan kognitif siswa.
5.
Berusaha mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan
kaum perempuan.
6.
Hal yang sangat penting, mempersiapkan kemampuan guru.
7.
Manfaatkan kemajuan teknologi untuk peningkatan pendidikan,
seperti belajar online dan lain sebagainya.
CONTOH REFORMASI PENDIDIKAN
Di Amerika serikat para pendidik
memperkenalkan adanya sekolah efektif. Para peneliti sedang terus mengembangkan
penelitiannya tentang bagaimana fungsi sekolah efektif bisa mencapai kesuksesan
dalam bidang pendidikan. Beberapa negara telah berhasil mengembangkan
pendidikan usia dini, pembelajaran matematika, sekolah kejuruan, dan lain
sebagainya.
Pendidikan anak usia dini di
Perancis. Menyadari pentingnya masa anak-anak sebagai masa keemasan dalam tahap
perkembangan manusia, peneliti memandang perlu dikembangkannya pendidikan anak
usia dini. di Belgia, Hongkong, dan Italia lebih dari 90 persen anak usia di
bawah lima tahun terdaftar sebagai siswa pada pendidikan usia dini. Di
Skandinavia pemerintah memberikan kemudahan masyarakat untuk mengakses cara
perawatan bagi balita. Ada juga program prasekolah sekaligus penitipan anak,
ini diperuntukkan bagi ibu yang bekerja. Dengan demikian terlihat jelas
tanggapan positif terhadap perkembangan pendidikan anak usia dini. Program
prasekolah di Prancis berkembang sangat baik. Hal ini terlihat dari data bahwa
hampir semua anak usia 3-5 tahun trdaftar di prasekolah Prancis. Gaji guru
prasekolah Prancis lebih besar dibandingkan gaji guru prasekolah di Amerika.
Ini juga berkaitan dengan kondisi ekonomi keluarga yang berkaitan erat dengan
kemajuan pendidikan suatu negara.
Berikut ini program Prancis yang
patut dipertimbangkan di Amerika Serikat:
Ø Hampir semua
anak memiliki akses pada sistem terkoordinasi antara pendidikan prasekolah,
penitipan anak, dan pelayanan kesehatan.
Ø Seorang ibu
yang meninggalkan pekerjaannya/cuti karena melahirkan tetap dibayar, ini
memberi kesempatan supaya hubungan ibu-bayi terjaga baik.
Ø Gaji yang
besar dan pelatihan-pelatihan diberikan kepada guru pendidikan usia dini.
Ø Hampir semua
anak terdaftar dalam program prasekolah.
Ø Pemerintah
menyediakan sumberdaya tambahan/subsidi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
bagi anak dari keluarga kurang mampu.
Pelajaran
Membaca dan Berhitung di Sekolah Dasar di Inggris
Salah satu yang menarik dari
sekolah dasar di Inggris adalah pelajaran membaca dan berhitung.
Program membaca dan berhitung di
sekolah dasar yang berada di Inggris:
Ø Setiap
sekolah dasar memiliki minimal satu jam pembelajaran berhitung dalam setiap
hari.
Ø Pengembangan
kurikulum di luar mata pelajaran inti.
Ø Subsidi
untuk sekolah yang memiliki sumber daya rendah.
Ø Menyediakan
konsultan membaca dan berhitung.
Ø Memberikan
layanan jam ekstra di luar jam pembelajaran inti.
Ø Menunjuk
guru model yang berkemampuan lebih sebagai tutor sebaya.
Ø Investasi
utama dalam pengadaan buku.
Ø Pemantauan
berkala oleh lembaga berwenang.
Program tersebut dinilai berhasil
meningkatkan prestasi siswa usia 5-11 tahun.
Pendidikan
Matematika dan Sains di Jepang
Penelitian prestasi internasional
melaporkan bahwa Jepang selalu menempati posisi tertinggi dalam matematika,
sains dan ilmu pengetahuan lainnya.
Faktor yang menjadikan Jepang
sukses:
Ø Peranan day
care/tempat penitipan anak yang mendorong kesiapan anak-anak untuk sukses di
sekolah.
Ø Sosialisasi
pendidikan anak usia dini kepada keluarga menjadikan anak mampu beradaptasi
ketika memasuki sekolah.
Ø Keterlibatan
orang tua secara terus menerus dalam setiap tahap pendidikan anak.
Ø Hari efektif
belajar di Jepang lebih panjang daripada hari efektif di negara lain. Hari
efektif di Jepang berkisar antara 240 hari dalam setahun.
Ø Siswa sudah
ditanamkan rasa tanggungjawabnya terhadap tugas-tugas sekolah sejak usia dini.
Ø Pekerjaan
rumah selalu berkaitan dengan pembelajaran di kelas, sehingga menunjang
keberhasilan belajar siswa.
Ø Perencanaan
yang cermat dalam penyusunan kurikulum sehingga menghasilkan kurikulum yang
komprehensif dan berkelanjutan.
Ø Pembelajaran
lebih menekankan pada penanaman karakter siswa melalui praktek.
Ø Terjalinnya
kerjasama antara guru dan orang tua, misalnya membicarakan tugas yang harus
dikerjakan siswa di rumah.
Ø Yang menjadi
guru harus benar-benar orang yang berkemamuan yang dibuktikan dengan
keberhasilannya dalam menjalani tes sebelum diangkat menjadi guru.
Ø Jadwal sekolah
memberikan keleluasaan kepada guru untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan,
dan analisis hasil evaluasi, serta menyediakan waktu kepada orang tua untuk
berkonsultasi.
Ø Ketersediaan
waktu dan dukungan dikhususkan bagi siswa yang mengalami keterlambatan dalam
pembelajaran sehingga mereka mampu bersaing dengan yang lainnya. Hal ini
menjadikan Jepang relatif sedikit memiliki sekolah yang berprestasi rendah.
Kritik terhadap sistem pendidikan
Jepang:
Ø Sistem
pembelajaran di Jepang tidak memberikan kebebasan siswa untuk berfikir
divergen. Sehingga hal ini mencegah kreativitas siswa.
Ø Dibatasinya
peluang kerja dan pendidikan tinggi untuk perempuan.
Ø Dengan
dibatasinya peluang untuk berpendidikan tinggi, soal-soal ujian cenderung
bersifat informasi faktual, sehingga menyebabkan banyak yang tidak lolos dalam
ujian. Hal ini membuat siswa tertekan, pada akhirnya bunuh diri.
Kesesuaian dalam Bertingkah Laku
dalam pendidikan Jepang
Ø Adanya
pepatah orang tua Jepang yang menjadikan standar perilaku di Jepang sangat
sempit dan kaku.
Ø Banyak anak
muda Jepang yang menolak tradisi Jepang.
Ø Siswa
penyandang cacat kurang mendapat perhatian.
Ø Mencuatnya
masalah bullying di sekolah.
Ø Masih banyak
sekolah Jepang yang tidak memperkenalkan teknologi kepada siswanya.
Dengan mempertimbangkan kelebihan
dan kelemahannya, banyak pengamat pendidikan yang menyarankan kita harus meniru
pendidikan Jepang. Tetapi terlebih dahulu kita harus memastikan apakah hal itu
sesuai dengan kondisi di negara kita atau tidak.
Kesimpulan
Penelitian pendidikan di berbagai
negara di dunia berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kelebihan dari
satu negara bisa dijadikan bahan rujukan negara lain untuk memperbaiki sistem
pendidikannya. Adapun kelemahannya dapat dipelajari, sehingga satu negara menghindari
praktek pendidikan yang sama jika hal itu dianggap tidak sesuai dengan kondisi
negara setempat.