PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA
PADA MATERI JAJAR GENJANG MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE
Nama Penyusun : ........................
ABSTRAK
The abilityof mathematic connection get less attention from teacher,
especially in the elementary school. But mathematic connection is a mush-have
skill of students. The purpose of reseacrh is to test the superiority of Van
Hiele theory based learning to improve the student’s mathematic connection
ability. Location of the research is SDN
.......... Karangnunggal district,
Tasikmlaya regency. Pre experiment is the method used and the technique was
collecting test and non test data. The
result of the test are : 1). Incerasing the student’s mathematic connection
ability; 2) the implementation of Van Hiele theory based learning through same
stages (infeormation, direct orientation,
explanation, free orientation, orientation integration); 3) the
student’s mathematic connection ability incerase after using the Van Hiele
theory based learning.
Keywords : mathematic connection, Van Hiele theory based learning
1.
Pendahuluan
Kemampuan
koneksi matematika adalah salah satu dari lima kemampuan dasar matematika. Terdapat
beberapa kemampuan matematika, dalam National
Council of Teachers of Mathematics (NCTM) 2000, disebutkan bahwa ada lima
kemampuan dasar matematika merupakan
standar yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti (reasoning
and proof), komunikasi (communication), koneksi (connections),
dan representasi (representation). Hal ini berarti sangat mungkin
pembelajaran koneksi matematika dilaksanakan karena sesuai dengan tujuan
pembelajaran matematika.
NCTM
(2000, hlm 64) menyatakan matematika
bukan merupakan kumpulan dari topik dan kemampuan yang terpisah, meskipun
memang pada kenyataannya pelajaran matematika sering diajarkan dalam beberapa
cabang . Matematika adalah ilmu yang
tidak terpisah-pisah dan merupakan satu kesatuan.
Pengertian kemampuan koneksi matematika
diantaranya dikemukaan oleh Suherman (2001, hlm 3) yang menyatakan “kemampuan
koneksi dalam matematika adalah kemampuan untuk mengkaitkan konsep atau aturan
matematika yang satu dengan yang lainnya, dengan bidang studi lain, atau dengan
aplikasi pada kehidupan nyata”.
Ketika seseorang mempunyai kemampuan koneksi
matematika dapat meningkatkan kemampuan kognitif seperti mengingat kembali,
memahami, menerapakan sesuatu tentang konsep terhadap lingkungan dan
sebagainya. Kemampuan koneksi matematika dapat terlihat setelah menggunakan
pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki sebelumnya sehingga mampu memberika
kesimpulan adanyan keterkaitan topik yang satu dengan yang lain.
Pembelajaran geometri tentang materi jajar genjang
merupakan salah satu materi yang harus di kuasai oleh siswa sekolah dasar.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ternayata sebagian besar
siswa belum memahami secara utuh koneksi
bangun datar segi jajar genjang, padahal sebelumnya mereka telah
mempelajari materi tersebut. Hal ini mengindikasi bahwa pembelajan konvensional
tidak cukup untuk mengembangkan kemampuan konkesi matematika.
Berdasarkan fakta yang ada kemampuan koneksi
matematika sangat jarang diajarkan di sekolah-sekolah khususnya sekolah dasar.
Selain itu sebaagian besar siswa hanya dituntut untuk menyelesaikan suatu soal
dan memperoleh nilai yang bagus tanpa ada perhatian dari guru mengenai
kemampuan koneksi matematika.
Oleh karena intu guru
sebaikanya menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi
matematika siswa pada sekolah dasar khsusunya dalam pembelejaran geometri.
Salah satu teori pembelajaran yang dpaat digunakan untuk memenuhi tuntutan
tersebut adalah melalui pemberlajarn berbasis teori Van Hiele. Sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Husnaeni dalam Abdussakir (2010:02) menyatakan
bahwa penerapan model van Hiele efektif untuk peningkatan kualitas berpikir
siswa.
Berdasarkan uraian diatas
peneliti tertarik untuk lebih mengkaji mengenai penggunaan pembelajaran
berbasis teori Van Hiele dalam
meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa sekolah dasar.Dari uraian
tersebut, dapat diungkap permasalahan peneliti sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan koneksi matematika materi jajar genjang dengan model pembelajaran berbasis teori Van Hiele di kelas V SDN
.......... Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya ?
2. Apakah
terjadi peningkatan kemampuan
koneksi matematika siswa melalui
pembelajaran berbasis teori Van Hiele dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional di kelas V SDN .......... Kecamatan Karangnunggal Kabupaten
Tasikmalaya?
Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui:
1. Untuk
mendeskrifikan proses
pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematika materi
jajar genjang dengan model
pembelajran berbasis teori Van Hiele pada siswa kelas V di kelas V SDN .......... Kecamatan
Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
2. Untuk
menguji peningkatan
pembelajaran berbasis teori Van Hiele dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa pada materi jajar genjang di kelas V
SDN .......... Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
Secara teoretis, hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian berikutnya, terutama
penelitian atau kajian yang membahas masalah model pembelajaran khususnya model
pembelajaran berbasis teori Van Hiele dalam meningktkan kemampuan koneksi
matematika pada materi jajr genjang. Sedangkan secara praktisnya, yaitu: 1. Bagi siswa, dengan diberikannya bahan ajar koneksi
matematika diharapkan siswa menjadi termotivasi untuk terus belajar khususnya
dalam pelajaran matematika; 2. Bagi guru, dengan penelitian ini diharapkan
dapat memacu terus motivasi para guru untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
teori-teori belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal; 3. Bagi
sekolah, sebagai sumbangan pikiran mengenai teori belajar Van Hiele dalam koneksi matematika pada jajar genjang; 4. Bagi
peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menyusun sebuah penelitian
mengenai penggunaan teori Van Hiele dalam peningkatan koneksi matematika pada
konsep jajar genjang.
B.
Kajian Pustaka
1.
Koneksi
Matematika
Koneksi
matematika merupakan salah satu kemampuan dasar matematika. Shadily dan Echols
(Ariatna, 2013 hlm 10) mengartikan ‘Connection
sebagai hubungan sambungan, pertalian atau sangkut paut’. Jadi koneksi
matematika adalah suatu keterkaitan atau hubungan dalam matematika.
Hubungan-hubungan yaitu hubungan antar matematika itu sendiri, hubungan dengan
disiplin ilmu lain, hubungan dengan kehidupan seharai-hari.
Tujuan koneksi matematika
di sekolah (NCTM , 2000). yaitu:
a.
Memperluas
wawasan pengetahuan siswa. Koneksi matematika dapat memeperluas wawasan siswa
karena siswa tidak hanya mempelajari satu konsep tetapi mempelajari
konsep-konsep lain yang berhubungan dengan konsep yang dibahas.
b.
Memandang
matematika sebagai suatu keseluruhan yang padu bukan materi yang
terpisah-pisah. Dengan koneksi matematika siswa dapat mengetahui adanya
keterkaiatan sesama konsep-konsep yang ada dalam matematika. Sehingga dengan
hal tersebut dapat memandang matematika siswa sebagai suatu keseluruhan yang
padu.
c.
Menyatakan relevansi dan manfaat baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Koneksi matematika dapat mengajarkan siswa
untuk memahami konsep dan melatih keterampilan siswa dalam memecahakan masalah
dari berbagai bidang yang relevan, baik dalam bidang matematika itu sendiri
ataupun dengan bidang luar matematika.
Koneksi matematika dapat di kategorikan kepada
beberapa kategori, yaitu :
a.
Koneksi
matematis antar matematika itu sendiri
b.
Koneksi
matematis dengan disiplin ilmu lain
c.
Koneksi
matematis dengan kehidupan sehari-hari.
2.
Jajar
Genjang
a.
Memiliki
dua pasang sisi sejajar yang setiap pasang sisi sejajar dan sama panjang (AB//
DC, AD//BC dan PQ//SR, PS//QR)
b.
Sudut
yang berdapan sama besar (<DAB = <BCD, <ABC = <BCD dan <SPQ =
< QRS, <PQR = < RSP)
c.
Keempat
sudutnya tidak siku-siku dengan jumlah sudut yang berdekatan 1800
d.
Kedua
diagonalnya saling membagi dua ruas garis sama panjang.
Pada bangun datar segi empat jajar genjang terdapat
keterkaitan atau hubungan dengan bangun datar yang lainnya. Keterkaitan atau
hubungan tersebut dilihat dari bangan berikut.
1.
Jajar
genjang adalah segi empat yang memiliki dua pasang sisi, yang masing-masing
pasang sisi sejajar dan sama panjang.
2.
Persegi
panjang adalah jajar genjang yang ke empat sudutnya siku-siku.
3.
Persegi
adalah jajar genjang yang istimewa karena keempat sisinya sama panjang dan
sudutnya siku-siku.
4.
Belah
ketupat adalah jajar genjang yang keempat sisinya sama panjang.
Belah ketupat, persegi panjang, dan
persegi memenuhi dari pengertian jajar genjang. Jadi, semua sifat dari jajar
genjang juga akan berlaku untuk bangun-bangun datar tersebut
.
3.
Teori Van Hiele
Pierre Van Hiele dan Dina Van Hiele-Geldof adalah pasangan suami istri yang sekitar tahun
1957 sampai 1959 mengajukan sebuah teori mengenai proses perkembangan yang
dilalui siswa dalam mempelajari geometri.Teori tesebut dikenal dengan teori Van
Hiele.
Teori Van Hiele menjelaskan mengenai perkembangan berpikir siswa
dalam belajar geometri. Dalam teori pembelajaran Van Hiele, para siswa
mengalami perkembangan kemampuan berpikir melalui tahap-tahap tertentu meliputi:
1.
Informasi (information)
Melalui diskusi,guru mengidentifikasi apa
yang sudah
diketahui siswa
mengenai sebuah
topik dan siswa
menjadi berorientasi pada topik baru itu..Guru dan siswa terlibat dalam percakapan dan aktifitas mengenai objek-objek , pengamatan
dilakukan, pertanyaan dimunculkan dan
kosakata khusus diperkenalkan.
2.
Orientasi terarah/terpandu
(Guided orientatio)
Siswa menjajaki objek-objek pengajaran dalam tugas-tugas yang distrukturkan secara cermat seperti pelipatan, pengukuran, atau pengkonstruksian. Guru memastikan
bahwa siswa menjajaki konsep -
konsep spesifik.
3.
Eksplisitasi (Explicitation)
Siswa menggambarkan apa yang telah mereka pelajari mengenai topik dengan kata-kata
mereka sendiri,guru membantu
siswa dalam menggunakan kosa kata yang benar dan akurat. Guru memperkenalkan
istilah-istilah matematika
yang relevan.
4.
Orientasi bebas (Free
orientation)
Siswa menerapkan hubungan- hubungan yang sedang mereka pelajari untuk memecahkan
soal dan memeriksa tugas yang lebih terbuka (open-ended).
5.
Integrasi (Integration).
Siswa meringkas/membuat ringkasan
dan mengintegrasikan apa
yang telah dipelajari,
dengan mengembangkan satu jaringan baru objek-objek dan
relasi-relasi.
Tingkat Pemahaman Geometri menurut Teori Van Hiele meliputi :
1.
Level
1 (Visualisasi/ recognition)
Tingkat ini disebut tingkat pengenalan. Pada tingkat ini siswa
memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan (holistik). Pada
tingkatan ini siswa belum memperhatikan komponen-komponen dari masing-masing
bangun. Dengan demikian, meskipun pada tingkat ini siswa sudah mengenal nama
suatu bangun, siswa belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu. Sebagai contoh
pada tingkat ini siswa tahu bangun bernama jajargenjang, tetapi ia belum
menyadari ciri-ciri jajar genjang tersebut.
2.
Level 2 ( Analisis)
Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini
sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing
bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa sudah terbiasa menganalisis
bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang
dimiliki oleh unsur-unsur tersebut.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa
suatu bangun merupakan jajar genjang karena bangun itu “mempunyai empat sisi,
sisi yang berhadapan sejajar”.
3.
Level
3 (Abstraksi/ Informal
Deduction/ Ordering)
Tingkat ini disebut tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada
tingkat ini siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri
yang lain pada suatu bangun. Sebagai contoh pada tingkat ini siswa sudah bisa
mengkaitkan bahwa jika suatu segi empat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka
sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Disamping itu pada tingkat ini
siswa sudah memahami perlu definisi untuk tiap-tiap bangun. Pada tahap ini,
siswa juga sudah memahami hubungan antara bangun yang lain. Misalnya pada
tingkat ini siswa sudah bisa memahami bahwa setiap persegi adalah jajar
genjang, karena persegi juga memiliki ciri-ciri jajar genjang.
4.
Level
4 (Deduksi Formal)
Pada tingkat ini siswa sudah memahami pengertian-pengertian pangkal,
definisi-definisi, aksioma-aksioma dan teorema-teorema dalam geometri. Pada
tingkat ini siswa sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini siswa
sudah memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu
menggunakan proses berpikir tersebut.
5.
Level
5 (Ketat /rigor)
Tingkat ini disebut tingkat matematika. Pada tingkat ini, siswa
mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika
(tentang sistem-sistem geometri), tanpa
membutuhkan model-model konkrit sebagai acuan. Pada tingkat ini, siswa
memahami bahwa kemungkinan adanya lebih satu geometri.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa menyadari bahawa jika salah
satu aksioma pada suatu sistem geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut
juga akan berubah. Sehingga pada tahap ini siswa memahami adanya
geometri-geometri yang lain disamping geometri Euclides.
C.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain
eksperimen yang digunakan adalah pre-eksperimen dengan bentuk one group pre-test-post-test design,
dengan tujuan untuk membandingkan antara hasil pretes dan posttes. Intrumen penelitian yang
digunakan adalah pengembangan bahan ajar (RPP) sebagai acuan guru untuk
melaksanakan pembelajaran, lembar observasi untuk mengetahui efektivitas
penggunakaan pembelajaran berbasis teori
Van Hiele. Tes kemampuan koneksi matematika untuk mengetahui kemampuan koneksi
matematika siswa pada materi jajar genjang. Data kuantitatif diperoleh dari
hasil tes kemampuan koneksi matematika siswa , dan analisis data kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan uji satatistik. Data hasil observasi dianalisis
secara deskriptif.
D.
Hasil Penelitian
Dan Pembahasan
1.
Analsis
Data Penelitian
a.
Analisis
Data Keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele
Keterlaksanaan
pembelajaran pendekatan pembelajaran ini mengalami perubahan setiap
pertemuannya. Mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ke tiga. Hal ini
dapat dilihat dari lembar observasi kelaksanaan pembelajaran sudah sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis teori Van Hiele, hampir
seluruh aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran berjalan dengan baik.
Observasi terhadap keterlaksanaan
pembelajran berbasis teori Van Hiele dilaksanakan setiap pembelajaran di kelas.
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian antara
perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan pembelajaran berbasis teori Van Hiele. Teknik observasi
yang digunakan adalah rating scale, yaitu
pemberian tanda check list (√), serta
dengan mencatat aktivitas siswa dan guru pada setiap tahap yang dilaksanakan.
b.
Analisis
Data Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
1). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
Hasil yang diperoleh dari uji normalitas terhadap data pre test menyatakan bahwa skor pre test berdistribusi normal dan
homogen. Dari hasil pre test dapat dilihat ternyata hasil
rata-rata nilai dari kedua kelas tidak terdapat perbedaan. Rata-rata nilai pre test pada 25,65 dan rata-rata nilai pos test pada sebesar 73,75 Hal ini
didukung dari hasil uji perbedaan rerata anatara nilai pre test dengan nilai post test yang menghasilkan keputusan H0
diterima. Ini berarti kemampuan koneksi matematika siswa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai kemampuan siswa
sebelum pembelajaran (pre test) sengan sesudah pembelajaran (post test).
Selanjutnya kualitas peningkatan
kemampuan koneksi matematika siswa darii hasil uji statistik terhadap rerata
normal gain antara nilai pre test dengan
post test. Hasil Hasil dari nilai Sig. (2-tailed) atau signifiknasi uji
dua pihak pada Equal Variances Assumed
sebesar 0,000, diperoleh nilai Sig.
< 0,05 atau Sig. < α maka H0
ditolak atau Ha diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan
antara rerata (mean) normal gain
antara nilai pre test dengan post test. Dengan demikian efektifitas
peningkatan kemampuan koneksi matematika siswa setelah pemebelajaran berbasis
teori Van Hiele adalah tidak sama. Hal itu didukung juga oleh nilai normal gain
untuk seluruh siswa sebesar 0,69 kualitas peningkatan cukup efektif. Maka terdapat peningkatan kemampuan koneksi matematika siswa setelah pembelajaran berbasis teori Van Hiele.
2.
Pembahasan
Keterlaksanan
pembelajaran berbasisi teori Van Hiele mengalami perubahan setiap pertemuannya.
Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yaitu
sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hampir seluruh
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran berjalan dengan baik. juga dapat
dilihat dari perbedaan hasil pembelajaran jajar genjang pada data pretest ( sebelum menggunakan pembelajaran
berbasis teori Van Hiele) dan posttest
(sesudah menggunakan pembelajaran berbasis teori Van Hiele).
Perolehan nilai rata-rata kemampuan siswa dalam kemampuan koneksi
matematika materi jajar genjang berada pada kategori cukup tinggi dan kualitas
peningktannya cukup efektif. Berdasarkan hasil uji-t dan hubungannya dengan
nilai Normal Gain untuk rata-rata pre
test dan post test, maka dapat
diperoleh gambaran bahwa telah terjadi
perubahan kemampuan koneksi matematika yang signifikan setelah pembelajaran
dengan pembelajaran berbasis teori Van Hiele.
Dari segi kualitas pembelajaran, peningkatan ini cukup efektif karena rata-rata
Normal Gain antara pre test dan post test mencapai 0,69.
Hasil pengolahan tes kemampuan koneksi matematika
siswa memperlihatkan
bahwa : (1) terjadi peningkatan kemampuan koneksi matematika
setelah dilaksanakan pembelajaran
berbasis teori Van Hiele cukup efektif; (2) kualitas
peningkatan kemampuan koneksi
matematika siswa tergolong sangat tinggi berada pada
kategori cukup efektif. Hasil ini
bisa dikatakan sesuai dengan apa yang dikatakan Nur’aeni (2008, hlm 136) kemampuan
pemahaman matematika siswa Sekolah Dasar khususnya dalam topik Geometri dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran dengan tahap Van Hiele. Sehingga jelas untuk
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan koneksi matematika siswa harus
diperhatikan melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai dan tepat.
Hasil pengamatan penulis selama
pembelajaran berlangsung siswa terlihat senang dan tertarik dalam mengikuti
pembelajaran. Mereka sangat senang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran
berbasis teori Van Hiele. Hasil lembar observasi memperlihatkan bahwa pembelajaran
berbasis teori Van Hiele berjalan sesuai tahapannya dan memberikan respon yang
baik terhadap siswa yaitu siswa menjadi aktif dan merasa tertantang untuk
menelaah, menyadari hubungan dari pembelajaran pertama hingga pembelajaran ke
tiga, siswa pada umumnya mengikuti pembelajaran dengan baik dan bisa peneliti
katakan berhasil pembelajaran berbasis teori Van Hiele dalam meningkatkan
kemampuan koneksi matematika.
Kenyataan bahwa
pembelajaran berbasis teori Van Hiele pada posttest
lebih baik daripada saat kegiatan pre
test, menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis teori Van Hiele pada materi
jajar genjang dapat memberikan peningkatan bagi koneksi matematika siswa. Hal
ini disebabkan karena pembelajaran berbasis teori Van Hiele telah mampu
mengembangkan kemampuan koneksi matematika siswa pada materi jajar genjang.
E.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: keterlaksanaan pembelajarn berbasis
berjalan dengan baik dan mendapatkan respon yang positif dari siswa.
Sehingga itulah salah satu faktor peningkatan kemampuank konkesi matematika
siswa. Kemampuan koneksi matematika siswa kelas V setelah diterapkan
pembelajaran berbasis teori Van Hiele meningkat. Hal ini di buktikan dengan uji
wilcoxon yang menyatakan bahwa Ha
diterima, artinya ada perbedaan antara pemahaman koneksi matematika siswa pada
materi jajar genjang sebelum pembelajaran Van Hiele dengan pemahaman kemampuan
koneksi matematika siswa pada materi jajar genjang sebelum pembelajaran Van
Hiele. Didukung dengan hasil N-Gain yang menyatakan bahwa peningkatan rata-rata
kemampuan koneksi matematika siswa setelah pembelajaran Van Hiele dengan kualitas
peningkatannya cukup efektif.
Pelaksanaan pembelajaran
berbasis teori Van Hiele pada materi jajar genjang yaitu dengan mengikuti teori
tingkat berpikir geometri menurut Van Hiele. Tingkat berpikir yang dilalui
siswa dalam memahami geometri, ada lima tingkan. Adapun siswa mengalami
perkembangan kemampuan berpikir melalui tahap-tahap pembelajaran Van Hiele.
Setiap tahap-tahap pembelajarn Van Hiele melibatkan pengalaman siswa untuk
mempercepat peningkatan dalam satu
tingkat ke satu tingkat yang lebih tinggi.
Pembelajaran berbasis teori Van Hiele telah
mampu mengembangkan koneksi matematika pada geometri tepatnya pada materi jajar
genjang. Kemampuan koneksi matematika sekolah dasar
khsusnya dapat dikembangkan melalui pembelajaran tahap Van Hiele. Melalui tahapan-tahapan pembelajaran
berbasis teori Van Hiele, secara praktis telah meningkatkan level berpikir
sehingga siswa.
Peningkatan dapat dilihat
berdasarkan hasil pretest dan posttest. Hasil tersebut diartikan bahwa
siswa dapat mengkoneksikan materi jajar
genjang setelah melaksanakan pembelajaran berbasis Teori Van Hiele.
Ada perbedaan kemampuan koneksi matematika siswa yang signifikan antara hasil pretest (sebelum pembelajaran)dan posttest (setelah
pembelajaran). Hal ini dibuktikan dari hasil uji wilcoxon terhadap antara hasil
pretest dan posttest. Hasilnya menunjukan bahwa H0 ditolak artinya ada perbedaan
yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Ini menunjukkan sebagian
besar kemampuan koneksi mateamtika
siswa pada
materi jajar genjang sebelum setelah pembelajaran berbasis teori Van Hiele lebih baik dibandingkan kemampuan koneksi matematika
siswa sebelum
pembelajaran berbasis teori Van Hile pada kelas kontrol. Dengan adanya perbedaan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan penggunaan pembelajaran berbasis teori Van Hiele terhadap kemampuan koneksi matematika siswa pada materi jajar genjang
di kelas V SDN .......... Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussakur. (2010). Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele. Malang: El-Hikmah.
Ariatna, ikhsan. (2013). Desain Didaktis Bahan Ajar Koneksi
Matematika Pada Konsep Luas Daerah
Trapesium. Tasikmalaya : tidak diterbitkan.
Nuraeni, Epon. (2008).Pengembangan kemampuan komunikasi
geometris siswa sekolah dasar melalui
pembelajaran berbasis teori Van Hiele. Tasikmalaya: tidak diterbitkan.
NTCM. (2000).
Curriculum and Evaluation Standard for School Mathematics. Virginia: The NTCM Inc.
Suherman,
Erman. dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA