Kawasan Konservasi dan Keanekaragaman Hayati |
| |
Deskripsi Umum: Kawasan hutan Telaga Bodas ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan Gb tanggal 12-3-1935 Nomor : 17 Stbl 104 dengan luas 285 Ha. Selanjutnya pada tanggal 15-2-1978 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 98/Kpts/Um/2/1978 sebagian Cagar Alam Telaga Bodas seluas 23,85 Ha diubah statusnya menjadi Taman Wisata Alam (TWA), sehingga luas cagar alamnya hanya menjadi 261,15 Ha. Kawasan ini termasuk wilayah Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut dan sebagian termasuk wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Kawasan Taman Wisata Alam dan Cagar Alam Talaga Bodas terletak di daerah berbukit yang memiliki topografi bergelombang dengan sudut kemiringan antara 30% hingga 70%. Ketinggian tempat 1.700 meter di atas permukaan laut. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklimnya termasuk tipe iklim C dengan curah hujan rata-rata 2.473 mm per tahun.
|
| | Flora : Dalam kawasan ini ditemukan antara lain Puspa (Schima walichii), Saninten (Castanea argentea), Pasang (Quercus platycorpa), Suagi (Vaccinium varingifolium), Manglid (Magnolia sp)dll.
Fauna : Satwa liar yang hidup dalam kawasan ini adalah Macan Kumbang (Panthera pardus), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Kijang (Muntiacus muntjak), Trenggiling (Manis javanicus), Tupai (Callaciurus notatus), Burung Kadanca (Ducula sp), Burung Walet (Collocalia vulvonorum), Burung Puyuh (Tumix suscitator), Burung Saeran (Discusrus macrocaspus) dan lain-lain. |
| | Deskripsi Umum:Kawasan hutan Gunung Papandayan ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan Gb. Tanggal 14-2-1924 Nomor: 36 Stbl. 43, seluas 884 Ha. Kemudian pada tanggal 5-10-1978 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 610/ Kpts/Um/10/1978, sebagian wilayah seluas 221 Ha diubah menjadi Taman Wisata Alam. Berdasarkan Surat Keputusan menteri Pertanian Nomor : 68/Kpts/Um/l/79 tanggal 22 - 1 - 1979 kawasan cagar alamnya diperluas sehingga menjadi 6.000 Ha. Kemudian atas dasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 226/Kpts11/1990 tanggal 8-5-1990, Cagar Alam Gunung Papandayan ditetapkan menjadi seluas 6.807 Ha dan Taman Wisata Alam seluas 225 Ha.
Keadaan lapangan pada umumnya memiliki topografi curam, berbukit dan bergunung-gunung serta tebing yang terjal. Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan ini termasuk tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata per tahun 3.000 mm, kelembaban udara berkisar antara 70 - 80% dan temperatur rata-rata 10 drajat C. |
| | Flora : Flora yang terdapat umumnya didominir oleh pohon Suagi(Vaccinium valium) dan Edelweis (Anaphalis javanica), sedangkan bentuk vegetasi lainnya adalah Puspa (Schima walichii), Saninten(Castanopsis argentea), Kihujan (Engelhardia spicata), Jamuju(Podocaspus imbricatus), Pasang (Quercus sp), Manglid (Magnolia glauca)
Fauna : Satwa liar yang terdapat adalah : Babi Hutan (Sus vitatus), Trenggiling (Manis javanica), Kijang (Muntiacus muntjak), Lutung(Trachypitecus auratus) dan beberapa jenis burung seperti : Walik(Treron griccipilla), Kutilang (Pycononotus aurigaste) dan lain-lain |
| | Deskripsi Umum: Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 170/Kpts/Um/3/1979, tanggal 13-3-1979 hutan pegunungan seluas 8.000 Ha ditunjuk sebagai Cagar Alam seluas 7.500 Ha dan Taman Wisata Alam seluas 500 Ha. Kemudian dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 110/Kpts-11/90 tanggal 14 Maret 1990, CA dan TWA Kamojang ditetapkan seluas 8.286 Ha (CA 7.805 Ha). Menurut administrasi pemerintahan kawasan konservasi Kamojang teletak dalam dua wilayah, yaitu : termasuk wilayah Desa Cibeet, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung dan termasuk wilayah Desa Randukurung, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.
Keadaan lapangan secara umum topografinya bergelombang dengan ketinggian tempat antara 500 - 1.000 meter di atas permukaan laut. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklimnya termasuk tipe iklim B dengan rata-rata curah hujan per tahun 2.500 - 3.000 mm. |
| | Flora : Vegetasin Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Kamojang termasuk tipe hutan hujan tropik pegunungan dengan floranya terdiri dari jenis-jenis pohon dan liana serta epiphyte. Jenis-jenis pohon yang banyak terdapat adalah : Jamuju (Podocarpus imbricatus), Puspa (Schima walichii), Saninten (Castanopsis tungurut), Pasang (Quercus sp) dan lain lain. Sedangkan jenis tumbuhan bawah didominasi oleh jenis Cantigi (Vaccinium sp) dan jenis liana dan epiphyt adalah Rotan (Calamus sp), Seuseureuhan(Piper aduncum), Pungpurutan (Urena lobata), Hangosa (Amoemun dealatum), Kandaka (Dryanaria sp), Benalu (Diplazium esculenteum)dan Meranti Merah (Shorea sp) dan lain lain.
Fauna : Satwa liar yang ada di kawasan ini antara lain : Babi hutan(Sus vitatus), Kijang (Muntiacus muntjak), Macan Tutul (Panthera pardus), Musang (Paradoxurus hertnaproditus), Trenggiling (Manis javanicus), Surili (Presbytis comata), Lutung (Trachypithecus auratus), Ayam hutan (Gallus guilus), Burung Belibis (Anas sp), Burung Kuntul (Egretta sp) dan lain-lain. Juga terdapat beberapa jenis ikan hidup di sungai-sungai. |
| |
Deskripsi Umum: Kawasan hutan Leuweung Sancang ditetapkan sebagai cagar alam seluas 2.157 Ha. Berdasarkan Surat keputusan Menteri Pertanian, Nomor 370/Kpts/Um/6/ 1978 tanggal 9 Juni 1978. Adanya terumbu karang dengan kondisi masih cukup baik yang berada di perairan pantai CA. Leuweung Sancang, maka berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 682/Kpts-11/90 tanggal 17 Nopember 1990, perairan pantai tersebut seluas 1.150 Ha ditunjuk sebagai Cagar Alam Laut Sancang. Kawasan hutan Suaka Alam yang tedetak di pantai Selatan ini, termasuk dalam wilayah-wilayah, yaitu : Desa Sancang, Sagara, dan Karyamukti Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Pada umumnya keadaan topografi kawasan Cagar Alam Sancang adalah kombinasi dataran landai dan perbukitan. Kearah selatan dan barat pada umumnya landai dan ke arah timur berbukit. Ketinggian tempat antara 0 - 175 meter di atas permukaan laut dan kemiringan berkisar antara 5% sampai 20%. Keadaan iklim di kawasan menurut klasifikasi dari Schmidt dan Ferguson, termasuk tipe iklim B yaitu tipe basah dengan nilai Q (Quontient) sebesar 24,19% dimana Q adalah persentase perbandingan antara rata-rata jumlah bulan kering dengan rata-rata jumlah bulan basah.
|
| |
Fauna : Satwa liar yang hidup dalam kawasan ini adalah Banteng(Bos sondaicus), Rusa (Cervus timorensis),Merak (Pavo muticus), Burung Julang (Aceros undulatus), Macan Tutul (Panthera pardus)dll.
Flora : Jenis flora yang ada dalam kawasan ini adalah : Pahlalar(Dipterocaipus sp), yaitu merupakan pohon yang terdapat satu-satunya di Pulau Jawa dari famili Dipterocarpaceae, Kaboa (Aegiceras Corniculata), yaitu tumbuhan yang khas di Sancang, Warejit(Excoecoria ocha) adalah pohon yang mengandung racun dan berbahaya bagi manusia. Rumput-rumputan (Gramineceae) dan lain-lain.
|
| |
Deskripsi Umum: Cagar Alam Laut Sancang telah ditetapkan sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 682/Kpts-11/90, tanggal 17 Nopember 1990, dengan luas 1.150 Ha, memanjang dari muara sungai Cimerak sampai muara sungai Cikaengang.
Potensi Biotik Kawasan: Sebagian besar dasar pantai karang berpasirnya didominati oleh jenis seagrass Cymodocea sp.Jenis fauna karang yang ditemukan, antara lain : Spongiasp., Leptosens sp.,Favia sp., Goniopora sp. Jenis invertebrata yang ditemukan yaituOphionereis sp. dan ikan hias yang dapat ditemukan antara lain :Chaetodon sp. dan Labroides sp
|
| |
Kawasan Konservasi Taman Wisata Alam Gunung Guntur di Garut meliputi Kawasan daratan /pegunungan. Kawasan meliputi luas 250 Ha sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 274/Kpts-II/1999 tanggal 7 Mei 1999. Secara administrasi TWA Gunung Guntur terletak di Kecamatan Tarogong Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.
Kawasan konservasi ini merupakan suatu hamparan topografi bergelombang sampai dengan curam pada ketinggian 2.249 m di atas permukaan laut, terdiri dari batuan dan tanah vulkanik. Permukaan tanah sebagian besar merupakan lapisan batuan dan pasir, di beberapa tempat dapat dilihat lapisan tanah berada pada kedalaman 2 sampai dengan 4 meter.
|
| | Flora : Flora yang terdapat di Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Guntur Garut dari berbagai tingkatan pohon,herba,perdu, tumbuhan bawah, liana, paku, dan epipit. Hampir 70% dari seluruh kawasan Taman Wisata Alam ( TWA) Gunung Guntur Garut ditutupi oleh hutan sekunder yang didominasi tegakan hutan dan semak belukar. Jenis Flora yang ada di antaranya adalah Pinus, Kaliandra, Kaso, Kasongket serta Alang - alang
Fauna : Beberapa satwa yang dapat dijumpai di kawasan konservasi TWA Gunung Guntur Garut dari kelompok mamalia antara lain : Musang, Babi Hutan, Bajing (Tupai), dan berbagai macam burung. |
| | |