Surat An-Nisa dan Terjemahan
(Wanita)
 
سم الله الرحمن الرحيم
 
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
 kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; 
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan 
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan 
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan 
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga 
dan mengawasi kamu.
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta 
mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu 
makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan 
(menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) 
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah 
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian 
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang 
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih 
dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai 
pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada
 kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah 
(ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik 
akibatnya.
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna 
akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah 
sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil 
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. 
Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara 
harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah 
kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah 
kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang 
siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri 
(dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka 
bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu 
menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi 
(tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai 
Pengawas (atas persaksian itu).
Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan 
kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta 
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut 
bahagian yang telah ditetapkan.
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang 
miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah 
kepada mereka perkataan yang baik.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya 
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka 
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah 
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan 
yang benar.
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, 
sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk
 ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

 
Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) 
anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian 
dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih 
dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; 
jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. 
Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta
 yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang 
yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya 
(saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu 
mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. 
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia 
buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan 
anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih 
dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. 
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

 
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh 
isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu 
itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang 
ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) 
seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang 
kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai 
anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu 
tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah 
dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun 
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, 
tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang 
saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis
 saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu 
lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, 
sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar 
hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah 
menetapkan yang demikian itu sebagai) syari’at yang benar-benar dari 
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.

 
(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. 
Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya
 kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka 
kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.
Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar 
ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka
 sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.
Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji , hendaklah 
ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian 
apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka 
(wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau 
sampai Allah memberi jalan lain kepadanya.
Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, 
maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat 
dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha 
Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang 
yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka 
bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah 
taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan
 kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara 
mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”.
 Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di
 dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang 
pedih.
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita 
dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak 
mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, 
terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan 
bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai
 mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, 
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain , sedang 
kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang 
banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang 
sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan 
yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah 
bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka 
(isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.
Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu,
 terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat
 keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).

 
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; 
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang 
perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan 
dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari 
saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara 
perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu 
yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi 
jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), 
maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) 
isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam 
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi 
pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 
dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali 
budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai 
ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian 
(yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk 
berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara 
mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai 
suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang 
kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. 
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

 
Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup 
perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh 
mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah 
mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain,
 karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah 
maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang 
memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil 
laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri
 dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), 
maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang 
bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang 
takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara 
kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi
 Maha Penyayang.

Allah
 hendak menerangkan (hukum syari’at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu 
kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan 
(hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha 
Bijaksana.
Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti 
hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari 
kebenaran).

Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta 
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang 
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu 
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka 
Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah 
mudah bagi Allah.
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang 
kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu 
(dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia 
(surga).
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada 
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi 
orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan 
bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan 
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
 Mengetahui segala sesuatu.
Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak 
dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) 
orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah 
kepada mereka bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala 
sesuatu.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah 
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
 (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
 harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada 
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah 
telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan 
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat 
tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka
 janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya 
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka 
kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari 
keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan 
perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. 
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan 
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, 
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat 
dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba 
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
 membangga-banggakan diri,
(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, 
dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka.
 Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang 
menghinakan.
Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya 
kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan 
kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi 
temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.
Apakah kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah 
dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezeki yang telah diberikan
 Allah kepada mereka? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, 
dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat 
gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan 
seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu 
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).
Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, 
ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat 
menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam 
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan 
pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar
 berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam 
musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh 
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu 
dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya
 Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al
 Kitab (Taurat)? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) 
dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang 
benar).
Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan 
cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi 
Penolong (bagimu).
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari 
tempat-tempatnya. Mereka berkata: “Kami mendengar”, tetapi kami tidak 
mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): “Dengarlah” sedang kamu 
sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): “Raa’ina”, 
dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka 
mengatakan: “Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan 
perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih 
tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. 
Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.
Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa 
yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada
 kamu sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang 
atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang 
(yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti 
berlaku.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
 segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang 
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
 telah berbuat dosa yang besar.
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya 
bersih?.Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan 
mereka tidak aniaya sedikitpun.
Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan
 cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al
 kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada 
orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya
 dari orang-orang yang beriman.
Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki 
Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun 
ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia.
ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang 
Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab 
dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya 
kerajaan yang besar.
Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang 
yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang 
menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka)
 Jahannam yang menyala-nyala apinya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan 
Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, 
Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan 
azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, 
kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir
 sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai 
isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh 
lagi nyaman.

Sesungguhnya
 Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
 dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya 
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang 
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi 
Maha Melihat.

Hai
 orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan 
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang 
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul 
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari 
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik 
akibatnya.

Apakah
 kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
 kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan 
sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka 
telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud 
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

Apabila
 dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah
 telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang 
munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) 
kamu.

Maka
 bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa 
sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian 
mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali 
tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang 
sempurna”.

Mereka
 itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati 
mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka 
pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada 
jiwa mereka.

Dan
 Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan 
seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya 
datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun 
memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha 
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka 
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, 
kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan 
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan 
sepenuhnya.
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: “Bunuhlah dirimu 
atau keluarlah kamu dari kampungmu”, niscaya mereka tidak akan 
melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau 
mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal
 yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman 
mereka),
dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,
dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan 
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, 
yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan 
orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke 
medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!
Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat 
(ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: 
“Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya
 tidak ikut berperang bersama mereka.

Dan
 sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia
 mengatakan seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara 
kamu dengan dia: “Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya
 mendapat kemenangan yang besar (pula)”.

Karena
 itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan
 akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan 
Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami 
berikan kepadanya pahala yang besar.

Mengapa
 kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang 
lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya 
berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang 
zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan 
berilah kami penolong dari sisi Engkau!”.
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang 
kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan 
syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: 
“Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan 
tunaikanlah zakat!” Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, 
tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia
 (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu 
takutnya. Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan 
berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban 
berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?” Katakanlah: 
“Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk
 orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.

 
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun 
kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh
 kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau 
mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari 
sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. 
Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak 
memahami pembicaraan sedikitpun?
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja 
bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami 
mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah 
menjadi saksi.
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati 
Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami 
tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: “(Kewajiban kami hanyalah) 
taat”. Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari 
mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari 
yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di
 malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah 
kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran 
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang 
banyak di dalamnya.
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun 
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya 
kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang 
ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka 
(Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah 
kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil 
saja (di antaramu).
Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani 
melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para 
mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan 
orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras 
siksaan(Nya).
Barangsiapa yang memberikan syafa’at yang baik, niscaya ia akan 
memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi 
syafa’at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari 
padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka 
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau 
balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah 
memperhitungankan segala sesuatu.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya 
Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan 
terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada
 Allah?
Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) 
orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada 
kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud 
memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? 
Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan 
jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi 
kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu 
jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah 
pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka 
di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di 
antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,
kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang 
antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang 
yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk 
memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia
 memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka 
memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi 
kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi 
jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.

 
Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud 
supaya mereka aman dari pada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap 
mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), merekapun terjun 
kedalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau
 mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka 
(dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan 
merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata 
(untuk menawan dan membunuh) mereka.

 
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain),
 kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh 
seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba
 sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada 
keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) 
bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian 
(damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar
 diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta 
memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak 
memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan 
berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah Allah
 Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka 
balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka 
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan 
Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang 
mengucapkan “salam” kepadamu: “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu 
membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, 
karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu 
dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah.
 Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang 
tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah 
dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang 
berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu 
derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik 
(surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang 
duduk dengan pahala yang besar,
(yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Sesungguhnya
 orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri 
sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana 
kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di 
negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, 
sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya 
neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,
kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun 
anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan 
(untuk hijrah),
mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka 
bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa 
keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya,
 kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), 
maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan
 apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu 
men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. 
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Dan
 apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu 
hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan 
dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian 
apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan 
serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk 
menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum 
bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu], dan hendaklah 
mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin 
supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka 
menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan 
senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan 
atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya 
Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir 
itu.

 
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di 
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila 
kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). 
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas 
orang-orang yang beriman.
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu 
menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan 
(pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada 
Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui 
lagi Maha Bijaksana.
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa 
kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah 
Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang 
yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat,
dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang 
mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
 selalu berkhianat lagi bergelimang dosa,
mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari 
Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka 
menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah 
Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.
Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk 
(membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan 
mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah 
yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, 
kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha 
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya 
untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi 
Maha Bijaksana.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian 
dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia 
telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata.
Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah 
segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi 
mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak 
dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah 
menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa
 yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali 
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
 berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan 
barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka 
kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, 
dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia
 leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan
 ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) 
dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang 
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan 
Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan 
(dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah 
syaitan yang durhaka,
yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan 
mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk 
saya),
dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan 
angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong 
telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, 
dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar 
mereka meubahnya”. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung
 selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan 
angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan 
kepada mereka selain dari tipuan belaka.
Mereka itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari padanya.
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami 
masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka 
kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang 
benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah?
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan 
tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang 
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan 
itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya 
selain dari Allah.
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun 
wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam 
surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas 
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, 
dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim 
menjadi kesayangan-Nya.
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.
Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: “Allah 
memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu 
dalam Al Quran (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim yang kamu 
tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang 
kamu ingin mengawini mereka dan tentang anak-anak yang masih dipandang 
lemah. Dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim 
secara adil. Dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, maka 
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya.
Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari 
suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang 
sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun 
manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan 
isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak 
acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu 
kerjakan.
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara 
isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena 
itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga
 kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan 
perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah
 Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada 
masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas 
(karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh
 Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum 
kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu 
kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di
 bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan 
Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah 
Maha Kuasa berbuat demikian.
Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), 
karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha 
Mendengar lagi Maha Melihat.
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar 
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu 
sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, 
maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti 
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar
 balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
 adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan 
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta 
kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada 
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
 kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman 
(pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka 
sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak 
(pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
 penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari 
kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan 
kepunyaan Allah.
Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al 
Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan 
diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk 
beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena 
sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan 
mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik 
dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,

 
(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi 
pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu 
kemenangan dari Allah mereka berkata: “Bukankah kami (turut berperang) 
beserta kamu?” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan 
(kemenangan) mereka berkata: “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan 
membela kamu dari orang-orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan
 di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi 
jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang 
beriman.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan 
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka 
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan 
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): 
tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) 
kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak 
akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
 menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu 
mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang 
paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat 
seorang penolongpun bagi mereka.
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang 
teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka 
karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan
 kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang
 besar.
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang 
kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha 
Mengetahui.
Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan
 sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf 
lagi Maha Kuasa.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, 
dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan 
rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian
 dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud 
(dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian 
(iman atau kafir),
merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah 
menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak 
membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan
 kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha 
Penyayang.
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah 
Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa 
yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: “Perlihatkanlah Allah kepada 
kami dengan nyata”. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan 
mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti 
yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah 
Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.
Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk 
(menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami 
perintahkan kepada mereka: “Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud”,
 dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: “Janganlah kamu melanggar 
peraturan mengenai hari Sabtu”, dan Kami telah mengambil dari mereka 
perjanjian yang kokoh.
Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka
 melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap 
keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan)
 yang benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup”. Bahkan, sebenarnya 
Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu 
mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.
Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 
Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan 
tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang 
diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang 
berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam 
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
 tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, 
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya 
(Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi
 saksi terhadap mereka.
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas 
(memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi 
mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah 
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan
 jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir 
di antara mereka itu siksa yang pedih.
Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan 
orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan 
kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan 
orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman 
kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami 
berikan kepada mereka pahala yang besar.
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
 memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami 
telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan
 anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan 
Zabur kepada Daud.
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan 
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
 tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan 
langsung.
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
 peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah 
sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi 
Maha Bijaksana.
(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah 
mengakui Al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya 
dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). 
Cukuplah Allah yang mengakuinya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah 
sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan 
menunjukkan jalan kepada mereka,
kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu 
dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah 
yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak 
merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan 
di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui 
lagi Maha Bijaksana.

 
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan 
janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. 
Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan 
(yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam,
 dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
 rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, 
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya 
Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala 
yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi 
Pemelihara.
Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak 
(pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). 
Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, 
nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan 
menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari 
karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka
 Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak 
akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari 
pada Allah.
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari 
Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu 
cahaya yang terang benderang (Al Quran).
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada 
(agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang 
besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka 
kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.

 
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: “Allah 
memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal 
dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka
 bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang 
ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta
 saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara 
perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang 
ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu 
terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang 
saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah 
menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah 
Maha Mengetahui segala sesuatu.