• HOME
  • Kumpulan Makalah
  • Kumpulan Skripsi
  • Tips Design Rumah
  • RELIGI
  • DAFTAR OBJEK WISATA GARUT
  • Curahan Hati
  • Contact Us
blog inigarut.com
  • INFO GARUT
    • Sejarah Kota Garut
    • Makanan Khas Garut
    • Produk Khas Garut
  • Al-Qur'an
  • Kisah 25 Nabi
  • Home » Pendidikan » Contoh Makalah Penanganan Anak Hiperaktif Pada Usia Dini SD Bab II

    Contoh Makalah Penanganan Anak Hiperaktif Pada Usia Dini SD Bab II

    Option:

    Contoh Makalah Penanganan Anak Hiperaktif Pada Usia Dini SD Bab II

    BAB II
    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Anak Usia Dini

    Siapa yang disebut anak usia dini ?
                Ada beragam pendapat tentang hal ini. Batasan tentang anak usia dini antara lain disampaikan oleh NAEYC (National Association for the Education of young Children) yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan, pra sekolah baik swasta maupun negeri ,TK, dan SD 
    Karakteristik Anak Usia Dini ;
    1. Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar
    2. Merupakan Pribadi yang Unik
    3. Suka Berfantasi dan Imajinasi
    4. Masa paling Potensial untuk Belajar
    5. Menunjukan Sikap Egosentris
    6. Memiliki Rentang Daya Konsentrasi yang Pendek
    7. Sebagai bagian dari Makhluk social

    B. Pengertian Hiperaktivitas

    Kata “hiperaktivitas” (hiperaktivity) digunakan untuk menyatakan suatu pola prilaku pada seseorang yang menunjukan sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian dan implusif (semau gue). Anak-anak yang hiperaktif selalu bergerak. Mereka tidak mau diam bahkan dalam situasi-situasi, misalnya ketika sedang mengikuti pelajaran di kelas yang menuntut agar mereka bersikap tenang. Mereka tidak pernah merasakan asyiknya permaianan atau mainan yang umumnya disukai anak-anak lain seusia mereka, sebentar-sebentar mereka tergerak untuk beralih dari permainan atau mainan satu ke yang lain.

    Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa dalam Irawati Ismail (2009).
    Dr. Seto Mulyadi dalam Irawati Ismail (2009) dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, Tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.

    Hiperaktivitas juga mengacu ke tiadanya pengendalian diri, misalnya mengambil keputusan atau kesimpulan tanpa memikirkan akibat-akibat yang mungkin timbul, dan sering menyebabkan pelakunya terkena hukuman atau mengalami kecelakaan.

    Hiperaktivitas tidak selalu harus dinyatakan sebagai penyakit. Kendatipun demikan, hiperaktivitas juga bisa merupakan gejala(symptom) yang menunjukkan adanya sesuatu yang salah dalam perkembangan anak anda. Kalau anak anda hampir sepanjang waktu tampak sangat hiperaktif, dalam situasi apapun yang dihadapinya maka gejala ini perlu diselidiki. Perangai demikian mungkin tetap ada untuk jangka waktu yang panjang dan cukup parah untuk mempengaruhi hubungannya dengan orang lain, kemampuan belajarnya, dan kebahagiaannya. Pola tingkah laku ini kadang-kadang disebut “sindrom hiperkinetik”. Umumnya sindrom hiperkinetik  menyebabkan seorang anak tidak bisa menjadi dewasa. Anak seperti ini tidak dapat mengembangkan pengendalian dirinya dengan laju yang sama seperti pada anak-anak lain yang seusia
              

    C. Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif

    Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif antara lain:

    1. Faktor Genetik

    Anak laki-laki dengan eksra kromosom Y yaitu XYY, kembar satu telur lebih  memungkinkan hiperaktif dibanding kembar dua telur.



    2. Faktor Neurologik

    Penelitian menunjukan, anak hiperaktif lebih banyak disebabkan karena gangguan fungsi otak akibat sulit saat kelahiran, penyakit berat, cidera otak.



    3. Faktor Lingkungan

    Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa menyebabkan hiperaktif terutama keracunan timah hitam (banyak terdapat pada asap knalpot berwarna hitam kendaraan bermotor yang menggunakan solar).



    4. Faktor Kultural dan Psikososial

    a. PemanjaanPemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu manis, membujuk-bujuk makan, membiarkan saja, dan sebagainya. Anak yang terlalu dimanja itu sering memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya.

    b. Kurang disiplin dan pengawasan.

    Anak yang kurang disiplin atau pengawasan akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya kurang dibatasi. Jika anak dibiarkan begitu saja untuk berbuat sesuka hatinya dalam rumah, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain termasuk di sekolah. Dan orang lain juga akan sulit untuk mengendalikannya di tempat lain baik di sekolah.

    c. Orientasi kesenangan

    Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan umumnya akan memiliki ciri-ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus dididik agak berbeda agar mau mendengarkan dan menyesuaikan diri.

    Satu hal lain yang membantu berkembangnya hiperaktivitas adalah penggunaan hukuman secara tidak bijaksana oleh orang tua.

    D. Ciri-ciri Anak Hiperaktif
    Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD menurut Irawati Ismail (2009), yaitu:
    1.Tidak ada perhatian.
    Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidak mampuan untuk berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran, dan sering tidak mendengarkan perkataan oranglain.
    2.Hiperaktif
    Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak
    mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur


    3. Impulsif.
    Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaanya, bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih
    dahulu akibatnya.





    E. Pengaruh Hiperaktivitas Terhadap Perkembangan Anak
    Menurut Irawati Iskandar (2009), pengaruh jangka panjang terhadap anak yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas (GPPH/ADHD).
    1. Anak tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik, sehingga akhirnya
        mengalami kegagalan sekolah.
    2. Anak sering tidak patuh terhadap perintah orang tua.

    3. Anak sulit didisiplinkan, sehingga akhirnya mempunyai hambatan fungsi sosial dan pekerjaan.



    Dalam upaya pencegahan, yang penting bagi kita adalah :
    1. Mencoba menganalisis masalah yang dihadapi.
    2. Mencari jalan untuk mencairkan suasana yang terlanjur tegang dan berusaha membina kembali hubungan yang hangat dan positif, yanag selanjutnya akan digunakan sebagai landasan untuk pelaksanaan sistem kontrol.
    3. Menerima atau mencari bantuan dari luar bila diperlukan.

    F. Mengatasi Hiperaktivitas
     Orang tua dan anak-anak hiperaktifnya berkembang dengan baik sering kali adalah orang tua yang berhasil mengatasi sendiri masalah mereka.
    1. Mereka telah menemukan cara-cara untuk mengidentifikasi dan merangsang pengendalian diri anak mereka.
    2. Mereka memberlakukan aturan-aturan yang jelas, dan mereka berusaha sebanyak mungkin meluangkan waktu untuk kegiatan-kegiatan bersama anak mereka bahkan meskipun di antara mereka juga sering terjadi pertentangan.
    3. Mereka berusaha mengendalikan diri mereka sendiri.
    4. Sebagai suami istri, mereka tetap berusaha agar pendekatan mereka sejalan.





    Contoh Makalah Penanganan Anak Hiperaktif Pada Usia Dini SD Bab I
    Contoh Makalah Penanganan Anak Hiperaktif Pada Usia Dini SD BAB III


    Contoh Makalah Penanganan Anak Hiperaktif Pada Usia Dini DaftarPustakanya

    Anda sedang membaca artikel tentang Contoh Makalah Penanganan Anak Hiperaktif Pada Usia Dini SD Bab II dan anda bisa menemukan artikel Contoh Makalah Penanganan Anak Hiperaktif Pada Usia Dini SD Bab II ini dengan url http://infokotagarut.blogspot.com/2014/07/contoh-makalah-penanganan-anak.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Contoh Makalah Penanganan Anak Hiperaktif Pada Usia Dini SD Bab II ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.

    Share to

    Facebook Google+ Twitter Digg
    Posting Komentar
    Posting Lebih Baru
    Posting Lama
    Beranda

    POSTINGAN BANYAK DICARI

      Arsip Blog

      • Februari (19)
      • September (1)
      • Agustus (69)
      • Juli (25)
      • Juni (33)
      • Mei (2)
      • Maret (6)
      • November (45)
      • Oktober (94)
      • September (32)
      • Agustus (86)
      • Juli (48)
      • Juni (4)
      • Mei (86)
      • Desember (17)

      Popular This Week

      • Doa Sebelum dan Sesudah Wudhu serta Tata Cara Wudhu Lengkap
      • Al-Qur'an Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
      • Cara Membuat Latar Belakang Buat Makalah atau Skripsi yang Baik dan Benar
      • Contoh Makalah Olah Raga Tentang Atletik
      • Doa Supaya Berani Dan Percaya Diri Lengkap Dengan Terjemahannya
      • Contoh Makalah Penjas Tentang Kesehatan Pribadi
      • KEUTAMAAN, KEAJAIBAN DAN RAHASIA SHOLAT DHUHA
      • Do'a Lengkap Shalat 5 (Lima) Waktu
      • DOA MELEPASKAN DIRI DARI BEBAN HUTANG
      • 02. Surat Al-Baqarah (Sapi Betina) Ayat 1-100

      Total Tayangan Halaman

      Disclaimer

      Privacy Policy

      Powered by Blogger

      Hade Consultant|Harga

      |komputer|Contoh Skripsi

      Copyright blog inigarut.com 2014

      ▲