BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Kesulitan
Mempelajari sesuatu yang baru selalu menantang kita
karena membutuhkan upaya besar dan waktu. Setiap masalah yang dihadapi merupakan sebuah kesulitan. Menurut Hornby (Suci, 2005: 8) ‘Difficulty
is the state or quality of being difficult; trouble or effort that something
involves’. Kesulitan adalah suatu keadaan atau kualitas yang menyebabkan
sesuatu menjadi sulit, setiap
kesulitan dapat menyebabkan kegagalan dalam melakukan sesuatu.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, kesulitan berbicara bahasa Inggris disebabkan:
1.
Sulitnya mengungkapkan ide
secara lisan. Sehingga siswa bingung untuk berbicara.
2.
Terbatasnya kosakata (vocabulary), sehingga siswa sulit
berbicara lancar dan lama.
3.
Terbatasnya kemampuan tata
bahasa (grammar). Sehingga sulit
berbicara dengan aturan yang benar.
4.
Terbatasnya melafalkan
kata-kata (pronounciation). Sehingga
sulit mengucapkan kata yang diucapkannya dengan benar.
5.
Kurangnya keberanian untuk
berbicara karena takut salah.
2.2 Aspek
Keterampilan Berbicara
Aspek keterampilan
berbicara merupakan salah satu aspek dari empat aspek keterampilan berbahasa.
Aspek keterampilan berbicara adalah keterampilan berbahasa lisan, untuk
mengungkapkan segala pikiran pembicara kepada lawan bicaranya melalui lisan.
Seperti yang diungkapkan Ratih (2002), “Speaking is the form of oral language that is inevitably used to
communicate ideas and feelings”.
Tentunya
keterampilan berbicara ini memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan
ketiga aspek keterampilan bahasa lainnya. Kekhususan-kekhususan
bahasa lisan diringkas oleh De Vito (Chaedar,
1993: 21) dalam lima hal sebagai berikut:
- Ujaran lebih sering memakai kata-kata
yang mudah dan umum, kata ganti dan kata fungsi – yaitu kata-kata yang
menunjukkan kaitan gramatik bukannya mengacu kepada obyek dunia nyata
seperti yang dilakukan oleh kata
benda, kata sifat, dan kata keterangan. Kata-kata fungsi ini
ada sembilan grup sebagaimana diajukan oleh Francis dalam The Structure of American English,
(hal: 421-428), sebagai berikut:
1.
Noun Determiners (penentu kata benda),
yaitu kata-kata yang hadir sebelum kata benda, atau dengan perkataan lain: kata-kata yang kehadirannya menunjukkan
adanya kata benda. Penentu kata benda ini mencakup: kata sandang, (a/an, the); kata ganti kepunyaan (my, your, our, their, its); kata sifat
demonstratif (this, that, these, those);
jumlah/angka (more, several, all, some,
every, other)
2.
Helping verbs/ kata kerja bantu (do, be, have, get, be going, can, must,
will, might, may, could, would, dan seterusnya)
3.
Qualifier/kata-kata penegas, termasuk
yang menegaskan kata sifat, kata keterangan; yang membatasi atau mengkhususkan
arti (very, quite, somewhat, too, more,
most, enough, still, lots, even)
4.
Prepositions/kata depan, yaitu kata
depan sederhana (after, before, of, in,
with, dan sebagainya); majemuk (back
of, due to, together with); frase (by
means of, in front of, on acount of)
5.
Co-ordinators/ kata penghubung (and, but, or, for, rather, than, either
...or, neither ...not)
6.
Interrogators/ kata tanya, yaitu kata
tanya sederhana (who, which, what,
whoever, whatever)
7.
Includers, yaitu yang disebut kata
penghubung kalimat majemuk bertingkat dalam tata bahasa tradisional. Ke
dalamnya temasuk after, although, now,
since, if, because, juga kata ganti penghubung relative pronouns; who, which, that, when, where
8.
Sentences linkers (penghubung kalimat)
atau disebut juga connectors : consequently, furthermore, however, in fact,
at least, on the other hand)
9.
Miscellaneous group/ campuran yang
meliputi : attention claimers
(=penarik perhatian); yes, yeah, uh-uh,
unh-unh; responses (=sambutan); yes, no, maybe, O. K; infinitive markers (=tanda infinitive); to, negator (= penidak); not ; dan hesitators (=kata penunjuk bingung); well, uh-h, um-um.
- Ujaran lebih sedikit menggunakan
kata-kata yang berbeda
- Ujaran banyak menggunakan kata-kata never, always, many, much, very, but,
however, although, it seems to me, apparently dan sebangsanya
- Ujaran lebih abstrak daripada tulisan
- Ujaran lebih banyak memakai kata kerja,
kata keterangan sedangkan tulisan lebih banyak memakai kata benda dan kata
sifat.
2.3 Pembelajaran bahasa
Inggris di SD
Pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran
bahasa Inggris di SD sudah diperkenalkan sejak adanya ketentuan muatan lokal
Mata Pelajaran bahasa Inggris yang
memperbolehkan
bahasa Inggris dikenalkan di SD. Bahasa Inggris sendiri merupakan salah satu
bahasa asing yang paling banyak dipelajari di Indonesia. Selain itu juga bahasa
Inggris dipergunakan oleh berbagai negara. Menurut Crystal (Rina dan
Sirajuddin, 2003) bahwa bahasa Inggris tersebar dan dipergunakan hampir
seperempat penduduk dunia dan terus akan berkembang menjadi satu setengah
trilyun pada awal tahun 2000-an ini.