Option:
Musthafa Fahmi, sebagaimana yang
dikutip oleh Muhammad Mahmud Mahmud, menemukan dua pola dalam mendefinisikan kesehatan mental:
pertama, pola negatif (salabiy),
bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari segala neurosis (al-amradh al-ashabiyah) dan psikosis (al-amradh al-dzihaniyah). Kedua, pola
positif (ijabiy), bahwa kesehatan
mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap lingkungan
sosialnya. Pola yang kedua ini lebih umum dan lebih luas dibanding dengan pola
pertama.
Hanna
Djumhana Bastaman lebih luas menyebut empat pola yang ada dalam kesehatan
mental, yaitu pola simtomatis, pola penyesuaian diri, pola pengembangan
potensi, dan pola agama. Pertama, pola simtomatis adalah pola yang
berkaitan dengan gejala (symptoms)
dan keluhan (compliants), gangguan
atau penyakit nafsaniah. Kesehatan mental berarti terhindarnya seseorang dari
segala gejala, keluhan, dan gangguan mental, baik berupa neurosis maupun
psikosis. Kedua, pola penyesuaian
diri adalah pola yang berkaitan dengan keaktifan seseorang dalam memenuhi
tuntutan lingkungan tanpa kehilangan harga diri. atau memenuhi kebutuhan
pribadi tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Kesehatan mental berarti kemampuan
seseorang untuk meyesuaikan diri secara aktif terhadap lingkungan sosialnya. Ketiga, pola pengembangan diri adalah
pola yang berkaitan dengan kualitas khas insani (human qualities) seperti kreativitas, produktivitas, kecerdasan,
tanggung jawab, dan sebagainya. Kesehatan mental berarti kemampuan individu
untuk memfungsikan potensi-potensi manusiawinya secara maksimal, sehingga ia
memperoleh manfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Keempat, pola agama adalah pola yang
berkaitan dengan ajaran agama. Kesehatan mental adalah kemampuan individu untuk
melaksanakan ajaran agama secara benar dan hak dengan landasan keimanan dan
ketakwaan.
Kesehatan
mental yang dimaksudkan di sini lebih terfokus pada kesehatan mental yang
berwawasan agama. Pemilihan ini selain karena konsisten denga pola-pola yang
dikembangkan dalam psikopatologi dan psikoterapi, juga sesuai dengan khazanah
Islam yang berkembang. Ibn Rusyd misalnya dalam “Fashl al-Maqal” menyatakan, “takwa itu merupakan kesehatan mental (shihah al-nufus)”. Statement itu menunjukkan bahwa dialektika kesehatan
mental telah lama dibangun oleh para psikolog muslim, yang mau tidak mau harus
dijadikan sebagai keutuhan wacana Psikologi Islam saat ini.
Empat pola wawasan kesehatan jiwa
dengan orientasinya sebagai berikut:
1.
Pola wawasan yang berorientasi
simtomatis menganggap bahwa hadirnya gejala (symtomps) dan keluhan (compliants)
merupakan tanda adanya gangguan atau penyakit yang diderita seseorang.
2.
Pola wawasan yang berorientasi
penyesuaian diri berpandangan bahwa kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri
merupakan unsur utama dari kondiri jiwa yang sehat.
3.
Pola wawasan yang berorientasi pengembangan
potensi pribadi bertolak dari pandangan bahwa manusia adalah makhluk
bermartabat yang memiliki berbagai potensi dan kualitas yang khas insani (human qualities), seperti kreativitas,
rasa humor, rasa tanggung jawab, kecerdasan, dll dan mendatangkan manfaat bila
dikembangkan secara optimal.
4.
Pola wawasan yang berorientasi agama
berpandangan bahwa agama atau keruhanian memiliki daya yang dapat menunjang
kesehatan jiwa dan kesehatan jiwa diperoleh sebagai akibat dari keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan, serta menerapkan tuntunan-tuntunan keagamaan yang
hidup.
Tuntunan agama Islam untuk kesehatan
mental dikemukakan dalam dua hal, yaitu:
1.
Ayat-ayat
al-Qur’an (dan al-Hadits) yang berkaitan dengan tolak ukur kesehatan mental.
2.
Prinsip-prinsip
Islam untuk pengembangan pribadi pada umumnya dan mengembangan kesehatan mental
pada khususnya.
Anda sedang membaca artikel tentang Pola-pola Wawasan Kesehatan Jiwa dan anda bisa menemukan artikel Pola-pola Wawasan Kesehatan Jiwa ini dengan url http://infokotagarut.blogspot.com/2015/07/pola-pola-wawasan-kesehatan-jiwa.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Pola-pola Wawasan Kesehatan Jiwa ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.