Inilah Sebab Nabi Melarang Kencing Berdiri
Saya
termasuk yg gak ngeh atau ngerasa gak penting sih nurutin kencing harus pake
jongkok segala. Saya hanya merasa: “ntar dehhh bakalan dicari kenapa
Rasullullah SAW ngelarang kencing sambil berdiri”. Tapi Allah baek banget,
tiba-tiba seorang teman ngeshare link artikel untuk dibaca perihal kencing
berdiri. Langsung tersentak saya!
Setelah
baca artikel disini, saya langsung memutuskan
untuk akan seterusnya kencing secara jongkok.
Baiklah, akan saya copy pastekan secara langsung artikel yg menjabarkan tentang
kenapa kita tidak boleh kencing sambil berdiri.
Kencing atau bahasa halusnya buang air seni ini sudah bukan suatu hal yang
asing lagi bagi umat manusia. Setiap manusia melakukan aktivitas ini untuk
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh (mengeluarkan kotoran tubuh). Dalam
melakukan aktivitas inipun kita dituntut melakukannya dengan benar dan sesuai
aturan.
Hadits
yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ”anha, di mana beliau berkata,“Siapa
yang bilang bahwa Rasulullah SAW kencing sambil berdiri, jangan dibenarkan.
Beliau tidak pernah kencing sambil berdiri.”
Dari
Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah kencing sambil berdiri
semenjak diturunkan kepadanya Al-Quran.
Secara
medis kencing berdiri adalah penyebab utama penyakit kencing batu pada semua
penderita penyakit tersebut dan merupakan salah satu penyebab penyakit lemah
syahwat bagi sebagian pria.
Secara agama, kebanyakan orang yang biasanya kencing berdiri kemudian mereka akan mendirikan
shalat, ketika akan ruku’ atau sujud maka terasa ada sesuatu yang keluar dari
kemaluannya, itulah sisa air kencing yang tidak habis terpencar ketika kencing
sambil berdiri, apabila hal ini terjadi maka shalat yang dikerjakannya tidak
sah karena air kencing adalah najis dan salah satu syarat sahnya shalat adalah
suci dari hadats kecil maupun hadats besar.
Umumnya kita memandang ringan terhadap cara dan tempat buang air, mungkin
karena pertimbangan waktu atau situasi dan kondisi yang mengharuskan (terpaksa)
untuk kencing berdiri tanpa menyangka keburukannya dari sisi sunnah dan
kesehatan. Orang dulu mempunyai budaya melarang anak kencing berdiri sehingga
kita sering mendengar pepatah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”,
karena memang terdapat efek negatif dari kencing berdiri.
Kebiasaan orang kencing berdiri akan mudah lemah bathin, karena sisa-sisa air dalam
pundit-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan kelenjar otot-otot dan urat
halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur. Berbeda dengan buang air
jongkok, dalam keadaan bertinggung tulang paha di kiri dan kanan merenggangkan
himpitan buah zakar. Ini memudahkan air kencing mudah mengalir habis dan
memudahkan untuk menekan pangkal buah zakar sambil berdehem-dehem. Dengan cara
ini, air kencing akan keluar hingga habis, malahan dengan cara ini kekuatan
sekitar otot zakar terpelihara.
Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada sisa air
dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar. Ia berkemungkinan besar
menyebabkan kencing batu. Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada
dalam ginjal atau kantong seni dan telur zakar adalah disebabkan oleh sisa-sisa
air kencing yang tak habis terpencar. Endapan demi endapan akhirnya
mengkristal/mengeras seperti batu karang.
Jika anda biasa meneliti sisa air kencing yang tak dibersihkan dalam kamar
mandi, anda bayangkan betapa keras kerak-keraknya. Bagaimana jika itu ada di
kantong kemaluan Anda?? Hal ini juga merupakan salah satu yang menyebabkan
penyakit lemah syahwat pada pria selain dari penyebab kencing batu.
Sesungguhnya
banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan
dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi)
Hadis
riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah saw. pernah melewati dua
buah kuburan, lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayit ini sedang
disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena ia dahulu suka
mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya
dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya
menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan
dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah
itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering. (Shahih Muslim No.439)
Demikian
hikmahnya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam melarang kencing berdiri. Dan
bagi muslim yang shalat, kadang setelah keluar dari WC dan mau shalat, ketika
ruku’ dalam shalat kita merasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluan, itu
adalah sisa air kencing yang tidak habis terpencar akibat dari kencing
berdiri yang tidak tuntas keluar, hal ini menyebabkan shalat tidak sah
karena salah satu sarat sahnya shalat adalah bersih dan suci dari najis baik
hadats kecil maupun hadats besar, dan air kencing merupakan najis.
Sehingga Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam sering mengingatkan dalam sabdanya:
“Hati-hatilah dalam masalah kencing karena kebanyakan siksa kubur dikarenakan
tidak berhati-hati dalam kencing”.
Maka ada baiknya kita belajar adab-adab dan sunnah-sunnah di kamar mandi (WC)
berikut agar kita banyak mendapatkan manfaat baik di dunia (kesehatan) maupun
di akhirat (agama) yang telah diajarkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam.
Buang
air jongkok (tidak berdiri jika tidak terpaksa/darurat). Agar kotoran bisa
keluar tuntas sehingga tidak menjadi penyebab kencing batu maupun lemah
syahwat.
Menggunakan
alas kaki. Menurut penelitian di Amerika di dalam kamar mandi/WC ada
sejenis virus dengan type Americanus yang masuk lewat telapak kaki orang yang
ada di WC tersebut. Dengan proses waktu yang panjang virus tersebut naik ke
atas tubuh dan ke kepala merusak jaringan otak yang menyebabkna otak lemah tak
mampu lagi mengingat, blank semua memori otak sehingga pikun. Sandal hendaknya
diletakkan di luar WC, jangan di dalam WC, karena semakin kotor, lembab dan tak
mengenai sasaran kebesihan.
Masuk
kamar mandi/WC dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan. Inilah
sunnah yang diperintahkan oleh Nabi, dan juga disunnahkan untuk membaca doa
sebelum masuk kamar mandi (doa dibaca di luar kamar mandi) dan setelah keluar
dari kamar mandi. Berbeda jika kita masuk masjid dan rumah, masuk masjid atau
rumah dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri.
Beristinja’
dengan air dan dengan tangan kiri.
Beristinja’
(bersuci dan membersihkan kotoran) dengan air, bukan dengan tissue atau lainnya
kecuali jika tidak ditemukan air ketika dihutan, padang pasir dsb. Boleh
gunakan tissue tapi harus dibilas lagi dengan air setelahnya. Syarat kebersihan
dan kesucian dari najis menurut syariat adalah hilang warna, hilang bau, dan
hilang rasa dari najis tersebut. Beristinja’ juga disunnahkan dengan tangan
kiri, inilah pembagian tugas dari tangan, bagaimana tangan kiri untuk urusan
‘belakang’ sedangkan untuk makan & minum disunnahkan dengan tangan kanan,
jangan dicampuradukkaan, tangan yang untuk urusan belakang itu juga untuk
makan. Dan Nabi melarang makan & minum dengan tangan kiri.
Jangan
merancang/merencanakan sesuatu di WC. Nabi sangat melarang merencanakan
atau membuat suatu rencana/ide/inspirasi di dalam WC, karena WC adalah
markaznya syetan sebagaimana doa kita ketika hendak masuk WC: “Allahumma inni
a’udzubika minal khubutsi wal khabaits”, Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari godaan syetan laki-laki maupun perempuan”. Karena dikhawatirkan
rencana/ide/inspirasi yang didapat berasal dari bisikan syetan yang
kelihatannya baik tapi setelah dijalankan ternyata banyak
mudharat/keburukannya. Begitu juga setelah keluar WC, baca istighfar dan doa
keluar WC. Secara adab dan budaya pun sangat tidak baik, masa sambil buang
kotoran mencari ide/inspirasi atau merencanakan sesuatu yang baik apalagi
sesuatu itu menyangkut hajat hidup orang banyak. Disunnahkan juga untuk
menyegerakan keluar WC apabila hajat sudah selesai, bukan malah
bernyanyi-nyanyi apalagi sambil baca buku atau Koran.
Ketika
buang air dilarang menghadap atau membelakangi qiblat, apabila lubang WC
menghadap qiblat hendaknnya ketika buang air badan agak diserongkan sedikit
Apabila
sunnah diamalkan walaupun dalam kamar mandi maka kita ini juga namanya ibadah.
Betapa sayangnya setiap hari kita ke kamar mandi beberapa kali tapi tidak
mendapatkan pahala ibadah dengan menghidupkan sunnah. Padahal salah satu maksud
dan tujuan manusia diciptakan adalah untuk ibadah.